Skip to main content

Posts

Ironis, Inilah Fakta Di Balik Keindahan Taman Kota

Sumber: http://mastourdev.blogspot.co.id/2015/01/taman-kota-andhang-pangrenan.html Gadispagi  - Ironis, Inilah Fakta Di Balik Keindahan Taman Kota.  Minggu pagi di Purwokerto, menjadi salah satu momen bagi saya yang seorang pekerja ini untuk bisa menikmati hari libur. Pergi ke  car free day  dengan setelan sport yang paling nyaman buat jogging, bukan karena gaya-gayaan, tapi jujur saya memang tak begitu sering berolahraga dan tak mau terlalu mengeluarkan biaya untuk berolahraga, jadilah  jogging  adalah salah satu olahraga yang paling hemat untuk saya lakukan. Lalu, kenapa memilih  car free day ? Karena di sana pasti saya akan lebih nyaman mencari keringat. Namun perkiraan selalu sering meleset dari kenyataan, karena apalah daya saat ternyata  car free day  di Purwokerto tak begitu bersahabat dengan orang yang benar-benar ingin berolahraga. Karena  car free day  diramaikan dengan komunitas yang kopi darat, remaja-re...

Keprihatinan Akan Gizi Buruk di Indonesia Yang Hingga Saat Ini Masih Memakan Korban

Source: www.batasnegeri.com Beberapa hari kemarin, saya mendapat sebuah tugas dari dosen komunikasi saya di kelas. TUgasnya sederhana, cukup menganalisis bagaimana kasus kematian anak-anak di Kabupaten Asmat terjadi, dan bagaimana hubungannya dengan konteks komunikasi. Yah, dan jujur saya tak begitu mengikuti pemberitaan tersebut saat ini, karena sepanjang pengetahuan saya yang dangkal ini, wilayah Indonesia bagian Timur itu memang sering memunculkan kasus gizi buruk pada anak.  "Hah, masih?!" begitulah yang saya lontarkan, bukan tak simpati atau apa, tetapi saya hanya berpikir, gizi buruk adalah kasus lama, namun kenapa hingga saat ini masih belum bisa teratasi? Terlebih sekali jika kita mau menyadari bagaimana wakil rakyat kita banyak yang berfoya-foya dan jalan-jalan ke luar negeri, kok bisa sih rakyat yang diwakilinya hidup dengan serba kekurangan, kurang gizi, bahkan hingga meninggal? Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang, dimanapun d...

Lahir, Tumbuh, Dan Berkembang di Tengah Perbedaan Itu Menantang

Beberapa hari lalu saya melihat sebuah video di situs berbagi video Youtube . Ada beragam sosok yang muncul dalam video berdurasi 2:59 menit itu, mulai dari dia yang bermata lebar, berkulit hitam, berambut kriting, berkulit putih, hingga yang bermata sipit. Semua berbicara, dan semua yang mereka ungkapkan adalah mengenai satu hal, bahwa kita bukan mayoritas dan kita bukan minoritas, tapi kita adalah Indonesia . Sederhana, simple , dan membuat saya tersenyum hingga hampir berair mata. Dalam hati saya hanya bergumam “Andai bisa seperti itu, andai semua orang berpikiran sama seperti itu, tentu akan sangat nyaman dan damai dunia ini.” Source: Nabil Foundation Saya terlahir di Indonesia, tepatnya di Cilacap, di selatan Provinsi Jawa Tengah yang sangat dekat dengan pantai, dan saya adalah orang Indonesia. Semua terasa baik-baik saja dalam hidup saya, tak ada yang membuat saya beralasan untuk tidak mencintai Indonesia apalagi pergi dari Indonesia. Saya terlahir di keluarga yang hete...

Beginilah Kenyataan Pluralisme Di Lasem

Beginilah Kenyataan Pluralisme Di Lasem - Banyak konflik terpicu karena perbedaan, banyak kesenjangan timbul hanya karena kita tak bisa membedakan perasaan dan logika, tak mampu terbuka dengan suatu hal yang baru dan keberagaman. Dan peningkatan akan kesadaran keberagaman ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia secara khusus. Di Lasem Pluralism Trail ini saya dapat melihat bagaimana pluralism memang terwujud sudah sejak lama. Terlebih Lasem adalah tempat yang tak porak poranda sewaktu kerusuhan 1998 terjadi. Mungkin ada rasa iri dalam hati saya, “Kenapa saya tak terlahir di kota ini?”. Namun apa boleh buat, selalu ada rencana menarik dari setiap kehendak Sang Pencipta untuk umatnya. Setidaknya kehidupan multikultural di Lasem dapat menjadi satu percontohan bagi warga masyarakat di kota lain. Semula saya merasa ragu, “Apa iya sih di Lasem ini pluralism benar-benar terwujud?”. Dan setelah melalui 3 hari kegiatan Lasem Pluralism Trail, perlahan keraguan memudar. Karena ...

Ritual Gunung Kemukus Di Indonesia Menjadi Sorotan Dunia

Image Source: www.kaskus.co.id Rasanya malu juga jika hal yang berkonotasi "negatif" seperti ini Indonesia justru menjadi sorotan dunia. Iseng-iseng setelah membaca beberapa cuplikan trending topic, saya pun mencoba mencari tahu mengenai ritual di search engine nya Google, Ritual Gunung Kemukus berada di peringkat 1 pencarian. Penasaran, ada apa sih dengan Ritual Gunung Kemukus ini, pasalnya saya memang orang yang sangat awam dengan ritual-ritual seperti ini.Mengingat popularitas Gunung Kemukus mulai mendunia sejak Patrick Abboud, seorang jurnalis dari program Dateline SBS Australia, yang memuat kisah ritual "seks aneh" di gunung tersebut. Boleh dibilang, Indonesia memang satu negara yang masyarakatnya mempercayai hal-hal "mistis". Jika dilihat dari sisi humanis, mungkin hal itu bisa saja dikatakan sebagai sebuah warisan budaya, namun jika dilihat dari sisi keagamaan, maka hal itu sudah jelas sesuatu yang melenceng dari nilai dan ajaran ...

Agama Itu Pilihan, Bukan Warisan

Source: Kompasiana Agama Itu Pilihan, Bukan Warisan - Sebenernya rada males juga sih buat ikut membahas soal tulisan Warisan yang mulanya diklaim sebagai tulisan Afi Nihaya, yang pada akhirnya ternyata hanya sebuah tulisan hasil plagiat. Awalnya penasaran, sampai akhirnya cari tahu isi tulisannya. Cukup mencengangkan, karena isinya yang kuat dan berani untuk seorang anak sekolah. Tapi terlepas dari tulisan itu ternyata plagiat, saya secara pribadi tidak setuju dengan inti tulisan yang mengatakan bahwa agama yang kita anut ini adalah warisan. Karena bagi saya agama yang kita anut ini adalah sebuah pilihan. Ya, pilihan, bukan warisan. Berikut ini kutipan dari tulisan hasil plagiat Afi: " Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak. Saya tidak bisa memilih dari mana s...

Sambal Matah, Berawal Dari Hobi, Keisengan, Kesukaan, dan Jar Yang Lucu

Sambal Matah, Berawal Dari Hobi, Keisengan, Kesukaan, dan Jar Yang Lucu - Selain karena memang saya adalah seorang yang hobi membuat sesuatu, mulai dari aksesoris, baju, sepatu lukis, makanan, bahkan kalau rumah bisa bikin sendiri pun akan saya bikin sendiri. Tapi disamping hobi yang memang sangat menyenangkan untuk dilakukan, rasanya perlu juga ada bonus tambahan yang harus saya dapatkan dari hobi yang saya lakukan. Misalnya saja Khanscraft , ini adalah merek dari produk aksesoris yang saya ciptakan secara handmade (meski mereknya sebenanya juga berlum terdaftar resmi). Saya suka mengenakan aksesoris unik, beda dari orang lain, dan yang pastinya nggak pasaran. Karena itulah saya membuat aksesoris sendiri, mulai dari kalung, gelang, hingga anting. Tapi, karena saya buatnya berlebihan banyak, maka tak ada salahnya saya menjualnya. Bersyukurlah karena ada yang mau membeli dan "balik modal". Kalung berbahan dasar batu (sumber: www.instagram.com/khanscraft) Kalung b...