Antara Kerja, Kuliah, dan Menyambut Kehadiran Si Kecil

Mengambil pendidikan strata 2 di bidang komunikasi memang sudah saya cita-citakan sejak lulus strata 1, jadi jelas rencana ini jauh sebelum terpikir untuk menikah. Maklum, saya bukan orang yang pintar secara akademis, namun saya paling enggan untuk menyerah dalam hal pendidikan.

Dan beruntung saat memutuskan untuk menikah meski kuliah saya belum selesai, pasangan tetap memberikan dukungan terbaiknya. Maklum saat menikah saya baru memasuki semester 1. Karena tak jarang, kuliah yang belum selesai sering menjadi hambatan seseorang untuk memutuskan menikah, tapi mungkin itu lebih berlaku buat anak strata 1 ya..hehe karena di kelas strata 2 usia rata-rata pun sudah cukup dewasa.

Memang sih sempat saya berpikir, apa kuliahnya off saja atau cancel saja ya. Tapi pasangan menguatkan saya untuk tak bergalau-galau ria, jika memang ada kesempatan maka lanjutkan saja.

Jadi ssekarang, kuliah, menikah, bekerja, dan mengurus keluarga, menjadi satu rutinitas yang saat ini saya jalani. Selain itu, saya dan pasangan yang tak menunda untuk memiliki momongan pun saat ini sedang menanti kelahiran si kecil.

Mungkin beberapa orang pernah bertanya, "Kok belum selesai kuliah udah hamil sih? Emang ga repot? Bisa kelar gitu kuliahnya?" Hmmm, senyumin aja deh, mungkin saya memang terlihat seperti tak memiliki perencanaan waktu yang baik. Tak apa, yang penting bisa dijalani dengan baik, dan tak membuat orang lain kerepotan kenapa tidak.

Saat ini, hal yang paling indah yang saya jalani adalah bekerja, memutar otak melakukan penelitian sembari merasakan pegal di punggung dan pinggang saat janin di dalam perut sudah mulai membesar. Tapi itulah menariknya, dan belum tentu kan semua orang diberi kesempatan merasakan hal semacam itu.

Jadi, jangan pernah menjadikan usia, pernikahan, atau pun urusan pekerjaan membuat mu terhambat untuk lebih berkembang. Bahkan jangan pernah deh jadikan kehadiran anak kelak sebagai hambatan untukmu terus berkarya. Karena tak jarang kini juga sering saya dengar kalimat:

Buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh perempuan akhirnya juga di dapur, mengurus rumah dan anak-anak.

Masih ada yang suka mikir gitu?

Kalo masih ada, kasihan sekali dia. :(

Perlu diketahui, bahwa menjadi seorang ibu dengan pendidikan yang baik itu penting loh. Agar kita dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari saat ini. Karena saya pun berpikir demikian, ada saatnya saya kini bekerja, belajar, kelak mengurus anak, dan kelak kembali berjibaku mewujudkan pekerjaan di bidang akademis. Semua ada waktunya.

Semua bisa dijalani dengan baik, asal komunikasi dengan keluarga baik, pasangan selalu mendukung, lalu biarkan mereka yang nyinyir terus menerus nyinyir. Semua sudah ada yang mengatur let it flow.