Dibalik "Kegagalannya" Sebagai Presiden, Please Lihat Hal Besar Yang Telah Dilakukan Jokowi Untuk Indonesia
Tagline “Lebih cepat lebih baik” selama ini mungkin sangat melekat pada sosok wakil presiden Jusuf Kalla. Tetapi ternyata Presiden Joko Widodo juga sudah sejak lama
menerapkan slogan tersebut. Semua berawal setelah Jokowi menjabat sebagai Gubernur,
proyek-proyek yang mangkrak selama puluhan tahun dan bisa segera direalisasi. Bersama
Ahok, Jokowi selalu bergerak cepat untuk menyelesaikan bermacam persoalan yang ada di Jakarta. Dirasakan bahwa sebelum Jokowi menjadi gubernur, pembangunan di
Jakarta terasa berjalan santai. Gubernur menjabat silih berganti, dan tidak satupun yang berhasil melakukan suatu perubahan. Dan tak hanya itu, sebagai seorang presiden yang mengusung tagline "Ayo Kerja" Jokowi pun menunjukkan bagaimana bangsa Indonesia harus bekerja keras dan terus bekerja untuk memperbaiki keadaan bangsa yang "miskin".
Ketika Jokowi-Ahok memimpin DKI Jakarta, dan terlihat pemerintah yang tiba-tiba bergerak sangat cepat. Ada banyak proyek terbengkalai,
tak bergerak, selama puluhan tahun, kini berhasil dibereskan dan direalisasikan dalam pimpinan duet Jokowi - Ahok. Dan Ini berlanjut saat duet Jokowi - JK menjadi orang nomor 1 di Indonesia.
1. Jakarta Mass Rapid Transit
Studi tentang Mass Rapid Transit (MRT)
sudah dilakukan sejak tahun 1989. Tapi, selama kurun waktu 24 tahun, impian warga Jakarta
untuk dapat berpergian dengan MRT tidak pernah terlaksanakan.
Banyak sekali rintangan dalam pembangunan itu, terutama menyangkut masalah dana yang besar yang dibutuhkan untuk mewujudkan
proyek MRT ini. Dan, baru di era kepemimpinan Jokowi, pada 2013, pembangunan MRT dimulai kembali. Jokowi pun berhasil dengan cepat membereskan semua sisa persoalan yang masih menghambat pembangunan. Menurut rencananya, transportasi massal ini bisa dinikmati masyarakat di Jakarta pada tahun 2018.
2. Normalisasi Waduk Pluit
Waduk Pluit terakhir kali dinormalisasi
pada tahun 1979. Dan mulai saat itu, fungsi waduk sebagai salah satu media penampung air pada waktu hujan
dan tandon air saat kemarau ini sudah tidak pernah dirawat lagi. Keadaan waduk terus
mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lapisan tanah. Dengan begitu luas bantaran terus menyusut akibat
okupasi penghuni liar yang terus bertambah. Saluran yang ada di lingkaran waduk bahkan terus menyusut dan hilang
karena ditumbuhi bangunan-bangunan baru. Dan pada tahun 2013, setelah mangkrak selama 34 tahun, ditangan
Jokowi dan Ahok, waduk Pluit ini menjalani proses normalisasi.
3. Waduk Ria Rio
Pengelolaan dan juga perawatan Waduk
Ria Rio di jakarta amatlah tidak jelas, bahkan itu terjadi sejal tahun 1969. Waduk tersebut juga mengalami pendangkalan berat akibat
sampah masyarakat yang dibuang sembarangan, banyak limbah dan juga enceng gondok yang tumbuh subur di waduk. Ada sekitar 7 hektare lahan
diduduki oleh warga, yang menimbulkan sengketa lahan. Dan, baru saat Jokowi menjadi
gubernur, masalah-masalah berhasil dibereskan satu demi satu. Warga juga berhasil dibujuk untuk sukarela pindah dari situ ke rumah susun yang jauh lebih layak, dan sengketa
tanah diselesaikan dengan negosiasi ulang, dan normalisasi Waduk Ria Rio dimulai
pada tahun 2013.
4. Kampung Deret
Dengan terjadinya pertambahan penduduk yang cepat di DKI Jakarta, menimbulkan persoalan pemukiman kumuh pun menjadi masalah kronis yang diderita di Jakarta. Di era kepemimpinan Jokowi, telah dilakukan terobosan dengan pembangunan Kampung Deret. Dimana warga yang
memiliki bukti sertifikat tanah akan diberi kesempatan memperbaiki rumah mereka
menjadi layak untuk dihuni. Pada tahun 2013, pembangunan telah dilakukan di 26 titik. Pada tahun 2014,
ditargetkan akan dibangun 70 Kampung Deret baru di Jakarta.
5. Kartu Jakarta Sehat
Jokowi meluncurkan Kartu Jakarta Sehat yang bertujuan mereformasi jaminan kesehatan masyarakat di
Jakarta. Maka dengan Kartu Jakarta Sehat, masyarakat pun bisa langsung mendapat layanan gratis di
Puskesmas dan akan dirujuk ke Rumah Sakit bila memang memerlukan perawatan lebih lanjut lagi.
Meskipun di awal penerapannya muncul banyak masalah, namun program ini terus diperbaiki
dan dapat berjalan dengan semakin baik hingga saat ini.
6. Reformasi
Keuangan dan Anggaran
Perubahan besar lainnya yang dilakukan
Jokowi adalah reformasi keuangan dan anggaran yang memang banyak terjadi KKN. Berkat adanya perubahan drastis
yang telah dilakukannya, maka APBD DKI Jakarta meningkat tajam, dari Rp. 41 Triliun
pada tahun 2012 menjadi Rp.72 Triliun pada tahun 2014, atau naik Rp.31 Triliun hanya dalam
dua tahun berjalan. Peningkatan ini berhasil dicapai berkat beberapa program.
7. Jakarta Outer Ring Road West
2
Pembangunan jalan tol yang di Jakarta
selalu terhambat masalah pembebasan lahan. Itu jugalah yang dialami proyek
Jakarta Outer Ring Road West 2, projek sudah digagas sejak 1980-an. Jokowi melakukan dialog bersama warga pemilik lahan, barulah
proses pembebasan lahan bisa diselesaikan dengan baik. Pada tahun 2013, ruas tol Kebon Jeruk –
Ciledug, sepanjang 7,8 kilometer diresmikan. Ini diperkirakan dapat menurunkan tingkat kemacetan di pusat kota Jakarta hingga
30%.
8. Taman BMW
Persiapan pembangunan Taman Bersih
Manusiawi Wibawa sudah dilakukan sejak 14 tahun lalu namun terkendala
sengketa lahan yang terjadi di tengah masyarakat. Masalah ini juga baru beres di era Jokowi-Ahok. Di atas tanah seluas 66,6 hektare
akan dibagi menjadi danau, taman, hutan
kota dan ada juga stadion megah. Taman BMW dan stadionnya diperkirakan akan
rampung pada 2015.
Comments
Post a Comment