Tuesday, 18 August 2015

Filosofi Lomba 17-an Untuk Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

Filosofi Lomba 17-an Untuk Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia - Semarak 17 Agustus bagi masyarakat Indonesia selalu disambut dengan perlombaan yang diadakan hampir di seluruh penjuru tanah air, mulai dari kalangan atas hingga bawah. Kenapa sih harus perlombaan? Itulah hal yang terngiang dibenak saya semasa kecil, kenapa semua RT di kampung saya mengadakan perlombaan menjelang 17 Agustus? Nah, usut punya usut, ternyata lomba tujuh belasan ini punya filosofi mendalam untuk Indonesia.

1. Lomba Panjat Pinang
Sebagai satu lomba yang paling heboh dalam rangkaian perlombaan 17 Agustus, lomba panjat pinang ini memiliki arti yang sangat mendalam bagi masa-masa perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Dengan memanjat pohon pinang yang licin, saling gotong royong untuk mencapai puncak, dan jatuh berkali-kali ini menandakan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan bukanlah hal yang mudah dan dalam hal ini ada strategi dan kerjasama yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.


2. Makan Krupuk
Lomba makan krupuk ini merupakan filosofi dari sebuah perjuangan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan untuk memperoleh makanan. Kerupuk sebagai simbol makanan yang remeh pun sulit untuk didapatkan, apalagi makanan yang enak dan bergizi, jelas sangat sulit untuk diperoleh pada masa itu.


3. Tarik Tambang
Selain beradu kekuatan, lomba tarik tambang ini juga sangat membutuhkan kerjasama. Jadi kamu nggak bakal dapet kemenanganmu kalau kamu cuma ngandelin kekuatanmu sendiri, so bekerjasamalah dengan tim kamu.


4. Balap Karung
Balap karung boleh dibilang paling nggak kepikira, karena kenapa harus karung coba guys? Hehe, ternyata usut punya usut dari beberapa info yang didapat, lomba balap karung mengingatkan masyarakat tempo dulu akan susahnya mendapatkan sandang, bahkan mereka hanya berpakaian karung goni untuk menutup badannya.


5. Jalan Pakai Bakiak
Nah, ini dia lomba yang cukup heboh, bisa bikin pesertanya jatuh bangun kalau tidak mau bekerjasama. Aturan langkah yang seragam sangat diperlukan, ada peserta yang memegang posisi utama atau pemberi aba-aba, dan biasanya mereka yang ada di depan, dan yang dibelakang harus mengikutinya, agar perjalanannya lancar.




Labels: , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home